Menyambung Silaturrahmi Ke Pulo Aceh, Aceh Besar

 on Tuesday, 30 August 2016  



20 Agustus s/d 22 Agustus 2016/Pulo Aceh/ Aceh Besar

Sumber : Dokumentasi perjalanan/20 agustus 2016

Pulo aceh pilihan liburan kali ini dengan tujuan menyambung silaturrahmi dan menikmati kekayaan alam yang katanya syurga yang terabaikan, Pulo Aceh peninggalan sejarah tentang masa jayanya kerajaan Aceh Darussalam yang dipimpin oleh Raja Sultan Iskandar Muda masih ada berbekas di Pulo Breuh Kecamatan Pulo Aceh Kabupaten Aceh Besar. Bentuk kerja sama antara Kerajaan Aceh Darussalam dan Kerajaan Portugis adalah berupa Menara Suar yang didirikan pada abad ke 17 untuk kelancaran transportasi laut kala itu dan Menara Suar tersedebut adalah Menara Suar yang pertama kali ada di Pulau Sumatera. ayooo teman-teman ikuti trip kita ya!!!
Kenapa jadi pilihan trip kali ini ke pulo aceh, awal mulanya salah satu kawan dari kami yang menempat dipulo aceh, dan kami sering diajak ke kampung halamannya (pulo aceh) tapi ajakan dia sering kami abaikan, malah banyak halangan dan rintangan yang kita lalui, tepatnya tanggal 18 agustus 2016 kami sudah sepakat mengunjungi kampung halamannya (pulo aceh) dan ternyata tanggal tersebut juga ikut sia-sia, selanjutnya kami mulai musyawarah kembali sehingga dapat kesimpulan keberangkatan kami tidak sama-sama, salah satu yang asli penduduk pulo aceh dia yang berangkat duluan pada tanggal janjian pertama 18 agustus 2016, dan kami ikut nyusul pada tanggal 20 agustus 2016. Terasa ragu-ragu dan mulai bimbang pertanyaan demi pertanyaan apakah akan terulang kembali dengan tidak kesampaian menikmati indahnya pulo aceh, tanggal 18 sudah berlalu kemudian tanggal 19 jadi penentuan apakah trip ini akan kita selesaikan, dan ternyata dengan berkat yang maha kuasa tanggal 20 agustus 2016 kita dijanjikan untuk mengunjungi ke pulo aceh.

Sumber : Dokumentasi Perjalanan/ 20 agustus 2016
Awal perjalan kami berangkat dari banda aceh ke pelabuhan lampulo menggunakan motor dan selanjutnya sampai dipelabuhan langsung kami datangi buruh untuk menaikkan motor kekapal yang menuju desa lampuyang pulo aceh, setelah semuanya beres dan kapal siap berangkat kami langsung duduk paling belakang kapal, sambil menikmati perjalanan dan indahnya lautan goyangan ombak yang menghampiri kapal terasa semakin dekat dengan daratan, dan sangking nikmatnya goyangan ombak kami tertidur lelap dikapal, 1 jam kemudian saya sendiri terbangun dan melihat sudah dekat dengan pulo aceh setelah mata melihat segarnya penghijauan hutan lebat birunya lautan dalam saya langsung membanguni kerabat saya ( woi kau liat tu, apa perasaan kau saat ini ) dan banyak ungkapan-ungkapan yang kami rasakan, sambutan alam dengan ricuh suara ombak dan burung-burung meneriak, kami langsung disambut sahabat kami yang udah lama bertanya-tanya ( jadi ngak berangkatnya ), rupanya dia sudah menunggu lama di pelabuhan lampuyang, tepatnya jam 16.32 wib kami sampai dipelabuhan lampuyang, tidak lama kemudian kami ambil barang-barang kami dan berangkat ke rumahnya, weeesss sampai dirumah disambut betul sama keluarganya, setelah adat demi istiadat warga aceh sendiri dengan cara menjamu tamunya, kami langsung kemas-kemas dan meminta izin ke keluarganya untuk langsung berangkat ke mercusuar yang berada di ujung pulo desa meulingge, pertama sih mamanya melarang dan setelah rayuan sedikit penjelasan ( mak, kami pingin sekali melihat lampu di puncak mercusuar ) agak susah sih perjuangannya, dan setelah itu mamanya mengizinkan dengan senyuman, gooo..mercusuar...!!! 

Sumber : Dokumentasi Perjalanan/ 20 agustus 2016

Sumber : Dokumentasi Perjalanan/ 20 agustus 2016

Tepatnya jam 17.24 wib kami berangkat dari desa lampuyang ke desa meulingge cuaca yang tidak mendukung hujan menghampiri tubuh yang mulai membasah, aspal yang tidak sesuai dengan lingkaran ban sepeda motor, yang membuat motor berteriak patahkan saja aku woi ( hahaha ), menikmati suasana pantai yang indah melihat sunset yang tak lama akan tenggelam dan disambut azan magrib kami sampai di mesjid desa meulingge, kami bertiga islam lhooo ( hahaha ) dan singgah dimesjid untuk shalat magrib, setelah shalat kami langsung parkir motor yang kebetulan didesa ini juga ada saudara kita, dan parkir motor ya di rumah saudara sambilan menyambung silaturrahmi lah, kami juga sempat menikmati kopi dirumahnya, diajak makan ( ah tidak usah kak, kami sudah makan kemarin hahahaha ), jam 20.00 wib kami pamit dari rumah saudara kita dan melanjutkan perjalanan dengan jalan kaki menelusuri jalan setapak yang kemiringan naik turun 70 derajat, lelah tampa makan haus tampa air, gerimis yang bersahabat yang menghilangkan rasa capek dan haus, perjalanan sedikit demi sedikit dengan cahaya senter menerang rute, suara tapak kaki, burung, sapi, dan kerbau yang menemani perjalanan kami, bulu terasa merinding dan perjalanan yang masih jauh tampa cahaya lain dari senter kami, setengah jam lebih perjalanan kami melihat cahaya lampu ( woi udah nampak tu lampu mercusuar ) dan rupanya itu hanya lampu kapal yang jauh dilautan, perjalanan kami lanjutkan terasa sudah rute mulai menurun jam menunjukkan 20.54 wib kami sampai di gerbang willem toren III pulo aceh, dan sama-sama kami ucapkan assalamua’laikum dan tampa suara sautan mungkin tidak terdengar bagi kita yang masih didunia, setelah itu terlihat suasana sepi kami langsung mendatangi marinir yang bertugas ditempat, dengan sapaan ada maunya kami langsung ngobrol-ngobrol dan pertanyaan demi pertanyaan yang ujungnya dikasih tempat inap sepetak kamar yang pernah dihuni manusia abad 17 dulu ( weee angker memang ) dan kami langsung ambil kunci dan membersihkan kamar layak inap, dan setelah segar kembali badan sudah wangi perut minta solusi ( hahaha ) logistik mana, dan malam itu kami lalui ( ingat ya, dilarang mengungkit sejarah horor ) ini tempat sejarah lho, dan setelah makan malam badan yang sudah kangen sama kasur kami mulai istirahat sedikit demi sedikit suara obrolan mata semakin menutup dan tertidur lelap sehingga alarm yang membanguni menyambut sang sunrise senja, setelah usai shalat subuh kami langsung packing yang sudah teragenda sarapan pagi di puncak mercusuar sedikit seru kan...!!!
Suasana malam dimercusuar/ 20 agustus 2016 
 
Kami membawa perlengkapan dan mulai membuka pintu pertama masuk ke mercusuar dan menaiki anak tangga berapa anak tangga sih mercusuar ini, yok ikuti terus perjalanan kami,  suara tapak menapaki anak tangga dengan gema ketebalan dinding mercusuar tampa terdengar suara apa-apa, anak tangga terakhir menyambut suara hujan dipagi ini, anehkan bentar-bentar hujan lho, dan suara hujan angin yang sangat lebat sebuah tanda kenikmatan yang maha kuasa, sambilan menunggu berhentinya hujan kami memanaskan air untuk buat kopi, tidak lama kemudian hujan pun berhenti dan memulai untuk membuka pintu terakhir puncak menara suar, welcome syurga yang terabaikan indahnya dari atas ketinggian 168 anak tangga willem toren III pulo aceh, aceh besar, tidak terasa kita berada disini dan setelah mengambil gambar dan kami langsung turun dan siap-siap untuk kembali ke desa lampuyang dan juga masih banyak lokasi yang harus kami kunjungi, indah tak terhingga bro begitulah kuasa sang pencipta.


Sarapan Pagi di atas Mercusuar/ Dokumentasi Perjalanan/ 21 Agustus 2016


 
 
Kiri ke kanan: Husen, Zackir, Jummy/ Dokumentasi Perjalanan/ 21 agustus 2016


 
 
Jangan lupa kembali pulang/ 22 agustus 2016/ Dokumentasi Perjalanan
Sampai disini saja cerita trip kali ini dan terimakasih sudah menyimak perjalanan kami, saya admin mohon pamit salam lestari. Peace...!!!





No comments:

Post a Comment

LINTAS SAGOe. Powered by Blogger.
J-Theme