Tenda Berdiri Diujung Tebing

 on Monday, 29 September 2014  

Sabtu 27 Sept 2014 18.20 Wib
Hembusan angin kencang menusuk tubuh, cuaca yang sangat amat tidak mendukung perjalanan kami pada hari itu, angin yang begitu kencang dan hujan membasahi tubuh kami, tetapi dengan satu keinginan kami memutuskan untuk siap menaklukkan kuasa tuhan yang begitu indah dan tidak bisa kita lupakan, suasana alam biarlah anak-anak cucu yang kelak  nanti merasakan.

Tanjung ujung kelindu 20.00 Wib
Ketika kami sudah sampai dilokasi cuaca yang berubah menjadi tanda tanya, cuaca yang sangat cerah yang diterangi oleh bintang-bintang dan bulan, dimalam itu aku, jali, radi, ulil dan fajar mereka sahabat-sahabatku yang mewakili dari angkatan kami, kami duduk dan merenungi kenapa kami harus berada disini, suara dorongan ombak besar yang membasahi karang dimalam yang sunyi itu, para-para nelayan yang tidak pernah bosan mengelilingi laut untuk mencari nafkah tampak terasa malam itu sangat lelah untuk mengartikan kehidupan yang penuh kesulitanan, kami tidak tau bahkan tidak mengerti keindahan alam yang engkau berikan, tetapi kami mensyukuri atas nikmat udara yang masih bisa kami rasakan, allah maha esa begitu indah alammu, biarlah ini tetap tersimpan dan abadi selamanya. Dunia yang begitu luas sehingga kami merasakan tidak pernah bosan untuk melangkah menakluki keindahan alam, jangan pernah takut untuk melangkah karena dibalik itu semua akan lebih banyak kita mengerti apa arti sebuah kehidupan.


Minggu 28 Sept 2014 00.00 Wib
Mata yang begitu lelah untuk memandang, bisikan angin yang menusuk tubuh kami, dan suara ombak yang tak akan berhenti mendorong pasir dan karang, malam itu kami berlima tebaring lelah dengan memandang bintang-bintang dan bulan hingga satu persatu kami terpejamkan mata. Kopi yang kekurang gula menemani kami seakan-akan tidak pernah habis nikmatnya, sekelompok anak muda gembel yang berpenampilan acak-acakan yang lelah dengan kehidupan, dan memilih dengan gaya sendiri untuk mengartikan apa arti sebatang pohon. Pagi menjelang matahari yang membuat kami bangkit dari hangatnya tenda, para nelayan yang bersungguh-sungguh untuk mencari sebatang rokok, dalam aktifitas kapal yang berlayar pelan dan mata yang melihat tajam, kami duduk dan memandang betapa lelahnya para nelayan yang tidak pernah berhenti mencari nafkah untuk anak-anaknya. Rasa syukur kami kepada sang pencipta allah yang maha esa yang bahwa kami hari ini masih bisa melihat atas nikmat dan karuniamu. Tenda berdiri diujung tebing.




Tenda Berdiri diujung Tebing

Sampai disini postingan saya dari admin, apabila ada salah dalam merangkai kata-kata mohon dimaklumi, saya mewakili dari sahabat-sahabat saya untuk menulis sebuah document dan alur cerita hidup kami, salam lestari.






No comments:

Post a Comment

LINTAS SAGOe. Powered by Blogger.
J-Theme