Lingkok
kuwieng berada di kecamatan padang tiji, Pidie. yang memang sering disebut oleh
masyarakat padang tiji dengan sebutan uruek meuh, panorama alam yang dingin,
bersih, dan jarang dikunjungi orang.
Nah kesempatan saya kali
ini ingin menyusuri ke lokasi ini, awalnya iseng-iseng dengan tampak serius
saya mengirim message ke kawan saya yang berposisi di sigli, saya bertanya
kemana arah yang kita tuju hari minggu ini tepatnya tgl 4 mei 2014, dan kawan
saya ini namanya Mukhlas ( FB Derita Seribu Tahun ) membalas dengan tepat “
yok, kita gerak ke lingkok kuwieng “, dan sayapun langsung meyakinkan kawan
saya untuk berangkat ke lingkok kuwieng, dan diapun dengan mengajak kawan kami
lagi yang disana.
Tepatnya
hari sabtu saya langsung packing perlengkapan hiking kami, kemudian saya
berangkat dari banda aceh menuju kota sigli, jam 16.00 wib saya masih berada di
lintas sumatra dengan tujuan ingin kami taklukkan alam bersama-sama. Dan
sebelumnya saya juga sempat mengajak kawan saya dari banda, tetapi dia tidak
ada waktu karena ada kesibukan kuliah, saya memilih berangkat sendiri menuju ke
sigli, jam menunjukkan 18.00 saya sampai di sigli dan langsung menuju ke desa
kawan saya tinggal di caleue, nah kebetulan kawan aku ni tinggalnya di warkop (
warung kopi ), kerja boleh dimana saja hobby tetap jalan ( petualang )
disamping itu dia juga seorang mahasiswa ekonomi di universitas jabal ghafur
sigli, dan saya langsung disambut dengan sambutan “ ah kah lagei jamei rayek
that ( ah macam tamu besar aja )“, tidak banyak basa-basi dia langsung
mengangkat carrier dan jaket saya dan membawa masuk ke dalam kamarnya, saya
langsung mengambil posisi duduk manis di atas kursi, kamipun mulai mengobrol
soal keberangkatan kami besoknya, dengan sedikit kata-kata, “ gimana jadi,
berapa anggota yang jadi berangkat, dan lain-lain”. Tidak lamanya kami ngobrol
berdua datanglah kawan kami yang satu ini namanya Jummy ( FB Jummy Patrical
Lasa ) dia yang gilak satu ini kerjanya photography,yang suka jadi model
hubungi aja kawan saya ini,hehehe. Dan dia langsung menyambut saya dengan kata-kata
tidak lain dan tidak bukan hanya yang di keluarkan “ Bu Kaleuh ( Udah Makan )”,
Kamipun dengan cepat-cepat gerak mencari solusi buat penuhin perut pada malam
itu.hehehe.
Setelah
kami makan malam kamipun berlanjut bercerita, dengan bertanya-tanya “ Peue-peue
yang golom na ( apa-apa aja yang belum ada ), poh padum gerak singeh ( jam
berapa gerak besok ), Cuma tanyoe 3 yang gerak ( Cuma bertiga kita yang gerak
), dll. Setelah sedikit lanjutan obrolan kami kawan saya jummy langsung mintak
pamit dia balek ke tempat kerjanya, dan saya juga ikut jummy ke tempat kerjanya
berlokasi di tijue sigli, dan malam itu saya juga ikut nginap di tempat
kerjanya jumi.
Minggu
4 mei 2014, jam 09.00 wib saya di telpon mukhlas sedangkan kami berdua sama
jumi masih ditempat kerjanya dan berposisi masih di tempat tidur,
kringgggggggg...kringgg...kringgg... “ya hallo, kiban jadeh ( gimana jadi ),
kata-kata sindiran itu membuatku semangat bangkit dari posisi tempat tidur dan
saya langsung membangkit jummy, “ mi, bangun mi sudah jam 09.00 wib, dan kami
tidak lama-lama langsung panasin kereta kami dan lansung gerak ke tempat
berkumpul kami di warung mukhlas.
Sesampai kami disana jam
menunjuk 10.35 wib kami langsung mengangkat carrier kami yang tidak seberapa
berat 7 kg, dan kami langsung bergerak menuju padang tiji, sampai di padang
tiji 11.00 kami hanya melengkapi logistik dan tidak lama-lama kami langsung
berangkat masuk desa-desa untuk menuju ke lingkok kuwieng, perjalanan yang
nanjak mendaki dan menuruni gunung dengan menggunakan sepeda motor, saya dengan
mengendarai sepeda motor kesayangan mio ( Metik ) bahaya ni metik jadi sepeda
gunung jangan di tiru lhoh gan, hahaha. Dan sepeda motor yang dikendarai kedua
kawan saya Jupiter MX, hahaha kayaknya sponsor yamaha ya ( Yamaha Semakin
Didepan ). Kami melewati dengan sama-sama mungkin yang kami lalui ini dengan
penuh kekompakan, sambilan kami mengendarai motor kami sempat juga kami tertawa
bersama-sama dengan menikmati indahnya view ke padang tiji dan gunung seulawah
agam dan seulawah inoeng dari sini.
Seperti
kambing jalan di atas batu, hehehe :)
Dari
ketinggian dapat view, itu namanya bonus.
View
dibelakang keren ya, pose aja dulu.
Setelah sedikit kami
mengambil gambar kamipun melanjutkan perjalan kami dengan sedikit bonus yang
bisa membuat kami semangat untuk melanjutkan, dan saya yang tidak sabar
menanyakan kepada kedua kawan saya “ sudah dekat “, dan mereka dengan senang
hati mendengarnya dan menjawab “ dibawah kaki gunung itu “, Ok.. lanjuuuuttt.
Kemudian kami sampai di
kaki gunung kami langsung memarkirkan kendaraan kami di hutan kaki gunung, dan
kami melanjutkan perjalanan setapak dengan naik gunung dan turun gunung, dalam
perjalanan tampaknya hutan ini tidak ada binatang-binatang buas yang memangsa,
kareana disini banyak kerbau dan sapi peliharan warga didesa yang hanya dilepas
dalam hutan, gimana caranya untuk mengambil kembali ya, kalau sudah dilepas
dihutan, dengan ratusan kerbau dan sapi yang ada disini apakah mereka
mengenalnya bahwa yang mana milik mereka, ahhh bingung.
Parkir
sembarangan dihutan
Tampak
ganas kerbau ini, sambutan dengan tatapan tajam ke arah kami.
Dan dengan sedikit kami
mengintip perjalanan kami kesini sambilan bercerita supaya tidak terlalu terasa
capek, dan tertawa bareng di alam rimba sangat terkesan di hari itu, dan tidak
lama kemudian kami sampai di kebun warga dikebun ini ada rumah ( sedikit tempat
nginap ) pemilik kebun itu, kami masuk kesitu dengan mengucapkan salam rupanya
tidak ada orang dirumah tersebut, dan tujuan kami hanya singgahan untuk
mengstabilkan tenaga kembali.
Tidak lama dari itu
setelah kami mengstabilkan tenaga kami, jam 12.35 kami menlanjutkan perjalanan
kami, dan menuruni gunung dengan posisi bersebelahan dengan gunung seulawah
agam, kami ambil rute dari kaki lembah seulawah menuruni gunung dan saya dapat
mendengarkan suara air sungai yang mengeras ke arah kami, saya langsung bertanya
kepada kawan, “ sudah dekat sumber air? “ dan mukhlas yang menjawab “ bukan
suara air”, saya yang mendengar sedikit
bingung jelas-jelas suara air yang terdengar, dan dengan semangat sedikit cepat
kami melangkah rupanya di depan mata sungai lingkok kuwieng, dan mereka hanya
bilang “ Wellcome Lingkok Kuwieng “. Saya dengan semangat mendengarnya dan
sedikit senyuman yang tidak jelas asal-usulnya, hahaha muka capek.
Mencari
tempat sedikit yang berbeda.
Kami sampai disini
tepatnya arah jarum jam 13.00 wib, dan sedikit melepaskan capek dan membongkar
carrier kami dengan sedikit mencicipi logitik sebelum kami melanjutkan
perjalanan ke inti tujuan kami, perjalanan masih butuh waktu kami tidak
lama-lama disini dengan menghabiskan snack dan minuman asam kami langsung
berangkat dengan menyusuri rute lewat bawah atau mengikuti aliran air sungai,
perjalanan dilanjutkan yok ikutin tracknya.
Saat
tantangan didepan mata memilih untuk menjalani.
Dan bonus-bonus dalam
perjalanan sangat kami nikmati bersama, terdapat tebing-tebing di tepi sungai
ini dan tidak segan-segan kami mengambil kamera kami untuk memotret hasil-hasil
alam yang sangat indah ini, jarang kita dapat dan jarang kita melihat, ingat
rasa syukur kepada sang pencipta allah s.w.t dan rasa ingin menikmati alamnya dengan
penuh kesabaran dan betul-betul menjaganya.
Hahaha.
Pasang gaya sangat perlu.
Lewat
mana kita lewati, arah mana yang kita tuju.
Hati-hati
licin. Hahaha sempat terjebak di batu licin diselimuti air yang dingin.
Dan setelah kami lewati
jalur ini dengan dan kami mencari tempat datar untuk singgahan dan menunaikan
kewajiban kita, dan sambilan sedikit menyajikan makan siang kami. 13.45 Wib.
Kami langsung membuka carrier kami dan mengambil semua alat sajian kami di
siang itu, mungkin sangat unik makanan kita kali ini, hehehe.
Sajian
makan siang, mana...mana...mana.
Dimanapun,
kemanapun, dalam kondisi apapun.
Nyoba
aja dulu airnya.
Setelah kami shalat
dhuhur, masak-masak, makan-makan, dan juga sedikit mencoba dinginnya air sungai
ini arah jarum jam 15.00 wib kami langsung beres-beres untuk melanjutkan
perjalanan kami, setelah kami packing barang kami kembali, dan kami berdo’a
bersama untuk melanjutkan perjalanan kami.
Rahasia
tuhan di liengkok kuwieng, ada lima pintu goa.
Sangat
rumit di jalani, santai dan semangat.
Setelah
lamanya kami mengintip jalur yang susah kami lewati, keringat yang keluar dan
mengering dengan sendirinya, terdapat rahasia-rahasia allah di lingkok kuwieng
kami tidak terasa lelah dan tidak ada kata-kata capek untuk mencari suatu hal
yang memang sangat berarti bagi kita, alam yang bersih tidak ada satupun kami
menemukan ceceran sampah, dan bekas-bekas yang sudah mendahului, hasil alam
yang sangat murni dan kamipun mulai memikir suatu saat nantik apabila tempat
ini dikotori sama orang yang tidak mengerti arti kehidupan, apa tanggapan kita
semua. Tidak lama kemudian perjalanan kami kesini sampai di lokasi inti kami
yang sering di sebut syurganya lingkok kuwieng, kami sampai disini pada jam
15.45 hari mulai gelap, dan kami mulai menikmati indahnya alam di lingkok
kuwieng ( Uruek Meuh ).
Batu
yang tersusun rapi, seperti ada yang berkesempatan membuang waktu untuk
menyusun batu-batu ini.
Terasa
nyaman berada disini.
Walaupun
nampak serem, yang jelas tetap pasang gaya.
Kiri
ke kanan : Jummy, Zackir, Mukhlas
Terlalu
menikmati, gayanya ngak jelas.
Mungkin
ini yang namanya pasang gaya.hehehe.
Han
sep-sep ( ngak cukup-cukup ) untuk narsis, selalu ada kalau buat pasang muka di
kamera, huhaha.
Jam menunjukkan pukul
17.00 kami tidak berencana ngecamp disini, dengan bermacam kesibukan lain kami,
kami akan menyusuri kembali kesini di lain hari, dan akan kami nikmati kembali
hal-hal yang memang beda di lokasi ini, kamipun mulai bergerak pulang karena
hari sudah mulai gelap, rasa capek yang sudah kami alami bersama-sama tadi
sudah cukup puas apa yang kami dapatkan disini, semangat untuk mencapai
keinginan sangat perlu dalam hal seperti ini.
Maafkan
anakmu karena telat pulang, kami hanya melintasi jalan setapak, ( jangan
mengambil apapun kecuali photo, jangan membuang apapun kecuali waktu, jangan
meninggalkan apapun kecuali jejak ).
Keliling
yang berbeda ya, hahaha ( Rawon Atjeh )
Air
mana...mana air, haus kali.
Cukup disini cerita XPDC
kami apabila ada kata-kata yang memang tersinggung atau kurang jelas mohon
dimaklumi, saya zackir mohon pamit terima kasih atas kunjungan anda.
Note
: Dilarang menyalin gambar di atas tampa izin dari saya. Terimakasih.
No comments:
Post a Comment