Lingkok Kuwieng ( Uruek Meuh ) Pidie

 on Sunday, 11 May 2014  

Lingkok kuwieng berada di kecamatan padang tiji, Pidie. yang memang sering disebut oleh masyarakat padang tiji dengan sebutan uruek meuh, panorama alam yang dingin, bersih, dan jarang dikunjungi orang.
Nah kesempatan saya kali ini ingin menyusuri ke lokasi ini, awalnya iseng-iseng dengan tampak serius saya mengirim message ke kawan saya yang berposisi di sigli, saya bertanya kemana arah yang kita tuju hari minggu ini tepatnya tgl 4 mei 2014, dan kawan saya ini namanya Mukhlas ( FB Derita Seribu Tahun ) membalas dengan tepat “ yok, kita gerak ke lingkok kuwieng “, dan sayapun langsung meyakinkan kawan saya untuk berangkat ke lingkok kuwieng, dan diapun dengan mengajak kawan kami lagi yang disana.
Tepatnya hari sabtu saya langsung packing perlengkapan hiking kami, kemudian saya berangkat dari banda aceh menuju kota sigli, jam 16.00 wib saya masih berada di lintas sumatra dengan tujuan ingin kami taklukkan alam bersama-sama. Dan sebelumnya saya juga sempat mengajak kawan saya dari banda, tetapi dia tidak ada waktu karena ada kesibukan kuliah, saya memilih berangkat sendiri menuju ke sigli, jam menunjukkan 18.00 saya sampai di sigli dan langsung menuju ke desa kawan saya tinggal di caleue, nah kebetulan kawan aku ni tinggalnya di warkop ( warung kopi ), kerja boleh dimana saja hobby tetap jalan ( petualang ) disamping itu dia juga seorang mahasiswa ekonomi di universitas jabal ghafur sigli, dan saya langsung disambut dengan sambutan “ ah kah lagei jamei rayek that ( ah macam tamu besar aja )“, tidak banyak basa-basi dia langsung mengangkat carrier dan jaket saya dan membawa masuk ke dalam kamarnya, saya langsung mengambil posisi duduk manis di atas kursi, kamipun mulai mengobrol soal keberangkatan kami besoknya, dengan sedikit kata-kata, “ gimana jadi, berapa anggota yang jadi berangkat, dan lain-lain”. Tidak lamanya kami ngobrol berdua datanglah kawan kami yang satu ini namanya Jummy ( FB Jummy Patrical Lasa ) dia yang gilak satu ini kerjanya photography,yang suka jadi model hubungi aja kawan saya ini,hehehe. Dan dia langsung menyambut saya dengan kata-kata tidak lain dan tidak bukan hanya yang di keluarkan “ Bu Kaleuh ( Udah Makan )”, Kamipun dengan cepat-cepat gerak mencari solusi buat penuhin perut pada malam itu.hehehe.
Setelah kami makan malam kamipun berlanjut bercerita, dengan bertanya-tanya “ Peue-peue yang golom na ( apa-apa aja yang belum ada ), poh padum gerak singeh ( jam berapa gerak besok ), Cuma tanyoe 3 yang gerak ( Cuma bertiga kita yang gerak ), dll. Setelah sedikit lanjutan obrolan kami kawan saya jummy langsung mintak pamit dia balek ke tempat kerjanya, dan saya juga ikut jummy ke tempat kerjanya berlokasi di tijue sigli, dan malam itu saya juga ikut nginap di tempat kerjanya jumi.
Minggu 4 mei 2014, jam 09.00 wib saya di telpon mukhlas sedangkan kami berdua sama jumi masih ditempat kerjanya dan berposisi masih di tempat tidur, kringgggggggg...kringgg...kringgg... “ya hallo, kiban jadeh ( gimana jadi ), kata-kata sindiran itu membuatku semangat bangkit dari posisi tempat tidur dan saya langsung membangkit jummy, “ mi, bangun mi sudah jam 09.00 wib, dan kami tidak lama-lama langsung panasin kereta kami dan lansung gerak ke tempat berkumpul kami di warung mukhlas.
Sesampai kami disana jam menunjuk 10.35 wib kami langsung mengangkat carrier kami yang tidak seberapa berat 7 kg, dan kami langsung bergerak menuju padang tiji, sampai di padang tiji 11.00 kami hanya melengkapi logistik dan tidak lama-lama kami langsung berangkat masuk desa-desa untuk menuju ke lingkok kuwieng, perjalanan yang nanjak mendaki dan menuruni gunung dengan menggunakan sepeda motor, saya dengan mengendarai sepeda motor kesayangan mio ( Metik ) bahaya ni metik jadi sepeda gunung jangan di tiru lhoh gan, hahaha. Dan sepeda motor yang dikendarai kedua kawan saya Jupiter MX, hahaha kayaknya sponsor yamaha ya ( Yamaha Semakin Didepan ). Kami melewati dengan sama-sama mungkin yang kami lalui ini dengan penuh kekompakan, sambilan kami mengendarai motor kami sempat juga kami tertawa bersama-sama dengan menikmati indahnya view ke padang tiji dan gunung seulawah agam dan seulawah inoeng dari sini.

Seperti kambing jalan di atas batu, hehehe :)

Dari ketinggian dapat view, itu namanya bonus.

View dibelakang keren ya, pose aja dulu.

Setelah sedikit kami mengambil gambar kamipun melanjutkan perjalan kami dengan sedikit bonus yang bisa membuat kami semangat untuk melanjutkan, dan saya yang tidak sabar menanyakan kepada kedua kawan saya “ sudah dekat “, dan mereka dengan senang hati mendengarnya dan menjawab “ dibawah kaki gunung itu “, Ok.. lanjuuuuttt.
Kemudian kami sampai di kaki gunung kami langsung memarkirkan kendaraan kami di hutan kaki gunung, dan kami melanjutkan perjalanan setapak dengan naik gunung dan turun gunung, dalam perjalanan tampaknya hutan ini tidak ada binatang-binatang buas yang memangsa, kareana disini banyak kerbau dan sapi peliharan warga didesa yang hanya dilepas dalam hutan, gimana caranya untuk mengambil kembali ya, kalau sudah dilepas dihutan, dengan ratusan kerbau dan sapi yang ada disini apakah mereka mengenalnya bahwa yang mana milik mereka, ahhh bingung.

Parkir sembarangan dihutan

Tampak ganas kerbau ini, sambutan dengan tatapan tajam ke arah kami.

Dan dengan sedikit kami mengintip perjalanan kami kesini sambilan bercerita supaya tidak terlalu terasa capek, dan tertawa bareng di alam rimba sangat terkesan di hari itu, dan tidak lama kemudian kami sampai di kebun warga dikebun ini ada rumah ( sedikit tempat nginap ) pemilik kebun itu, kami masuk kesitu dengan mengucapkan salam rupanya tidak ada orang dirumah tersebut, dan tujuan kami hanya singgahan untuk mengstabilkan tenaga kembali.



Tidak lama dari itu setelah kami mengstabilkan tenaga kami, jam 12.35 kami menlanjutkan perjalanan kami, dan menuruni gunung dengan posisi bersebelahan dengan gunung seulawah agam, kami ambil rute dari kaki lembah seulawah menuruni gunung dan saya dapat mendengarkan suara air sungai yang mengeras ke arah kami, saya langsung bertanya kepada kawan, “ sudah dekat sumber air? “ dan mukhlas yang menjawab “ bukan suara air”,  saya yang mendengar sedikit bingung jelas-jelas suara air yang terdengar, dan dengan semangat sedikit cepat kami melangkah rupanya di depan mata sungai lingkok kuwieng, dan mereka hanya bilang “ Wellcome Lingkok Kuwieng “. Saya dengan semangat mendengarnya dan sedikit senyuman yang tidak jelas asal-usulnya, hahaha muka capek.

 Mencari tempat sedikit yang berbeda.


Kami sampai disini tepatnya arah jarum jam 13.00 wib, dan sedikit melepaskan capek dan membongkar carrier kami dengan sedikit mencicipi logitik sebelum kami melanjutkan perjalanan ke inti tujuan kami, perjalanan masih butuh waktu kami tidak lama-lama disini dengan menghabiskan snack dan minuman asam kami langsung berangkat dengan menyusuri rute lewat bawah atau mengikuti aliran air sungai, perjalanan dilanjutkan yok ikutin tracknya.

Saat tantangan didepan mata memilih untuk menjalani.



Dan bonus-bonus dalam perjalanan sangat kami nikmati bersama, terdapat tebing-tebing di tepi sungai ini dan tidak segan-segan kami mengambil kamera kami untuk memotret hasil-hasil alam yang sangat indah ini, jarang kita dapat dan jarang kita melihat, ingat rasa syukur kepada sang pencipta allah s.w.t dan rasa ingin menikmati alamnya dengan penuh kesabaran dan betul-betul menjaganya.

 Hahaha. Pasang gaya sangat perlu.

Lewat mana kita lewati, arah mana yang kita tuju.

Hati-hati licin. Hahaha sempat terjebak di batu licin diselimuti air yang dingin.

Dan setelah kami lewati jalur ini dengan dan kami mencari tempat datar untuk singgahan dan menunaikan kewajiban kita, dan sambilan sedikit menyajikan makan siang kami. 13.45 Wib. Kami langsung membuka carrier kami dan mengambil semua alat sajian kami di siang itu, mungkin sangat unik makanan kita kali ini, hehehe.


 Sajian makan siang, mana...mana...mana.


 Dimanapun, kemanapun, dalam kondisi apapun.

 Nyoba aja dulu airnya.

Setelah kami shalat dhuhur, masak-masak, makan-makan, dan juga sedikit mencoba dinginnya air sungai ini arah jarum jam 15.00 wib kami langsung beres-beres untuk melanjutkan perjalanan kami, setelah kami packing barang kami kembali, dan kami berdo’a bersama untuk melanjutkan perjalanan kami.


Rahasia tuhan di liengkok kuwieng, ada lima pintu goa.


Sangat rumit di jalani, santai dan semangat.

Setelah lamanya kami mengintip jalur yang susah kami lewati, keringat yang keluar dan mengering dengan sendirinya, terdapat rahasia-rahasia allah di lingkok kuwieng kami tidak terasa lelah dan tidak ada kata-kata capek untuk mencari suatu hal yang memang sangat berarti bagi kita, alam yang bersih tidak ada satupun kami menemukan ceceran sampah, dan bekas-bekas yang sudah mendahului, hasil alam yang sangat murni dan kamipun mulai memikir suatu saat nantik apabila tempat ini dikotori sama orang yang tidak mengerti arti kehidupan, apa tanggapan kita semua. Tidak lama kemudian perjalanan kami kesini sampai di lokasi inti kami yang sering di sebut syurganya lingkok kuwieng, kami sampai disini pada jam 15.45 hari mulai gelap, dan kami mulai menikmati indahnya alam di lingkok kuwieng ( Uruek Meuh ).

 Batu yang tersusun rapi, seperti ada yang berkesempatan membuang waktu untuk menyusun batu-batu ini.

 Terasa nyaman berada disini.

 Walaupun nampak serem, yang jelas tetap pasang gaya.

 Kiri ke kanan : Jummy, Zackir, Mukhlas

 Terlalu menikmati, gayanya ngak jelas.

 Mungkin ini yang namanya pasang gaya.hehehe.


Han sep-sep ( ngak cukup-cukup ) untuk narsis, selalu ada kalau buat pasang muka di kamera, huhaha.

Jam menunjukkan pukul 17.00 kami tidak berencana ngecamp disini, dengan bermacam kesibukan lain kami, kami akan menyusuri kembali kesini di lain hari, dan akan kami nikmati kembali hal-hal yang memang beda di lokasi ini, kamipun mulai bergerak pulang karena hari sudah mulai gelap, rasa capek yang sudah kami alami bersama-sama tadi sudah cukup puas apa yang kami dapatkan disini, semangat untuk mencapai keinginan sangat perlu dalam hal seperti ini.

Maafkan anakmu karena telat pulang, kami hanya melintasi jalan setapak, ( jangan mengambil apapun kecuali photo, jangan membuang apapun kecuali waktu, jangan meninggalkan apapun kecuali jejak ).

 Keliling yang berbeda ya, hahaha ( Rawon Atjeh )

 Air mana...mana air, haus kali.



Cukup disini cerita XPDC kami apabila ada kata-kata yang memang tersinggung atau kurang jelas mohon dimaklumi, saya zackir mohon pamit terima kasih atas kunjungan anda.
Note : Dilarang menyalin gambar di atas tampa izin dari saya. Terimakasih.







No comments:

Post a Comment

LINTAS SAGOe. Powered by Blogger.
J-Theme