Jalan-jalan Mengikuti Jalur Hobby

 on Thursday, 13 March 2014  

Cerita senja mengikuti hobbi

hello brooo..!Ane ngak tau mau posting apa dari pada ane hanya duduk diam dan tak tau mau ngapain, ane ingin mencoret cerita tentang seorang pendaki pemula. Awal mulanya seorang pendaki pemula tersebut dia hanya saja bercerita kepada kawan-kawannya bahwa dia punya hobbi jalan-jalan/petualang, dan dia paling pantang mendengar kabar dari kawan mari kita camping atau hiking, dia lansung menanggapi ajakan kawan-kawannya. Pada dasarnya seorang pendaki pemula ini tidak tau bagaimana dia bisa berada di alam rimba, suatu hari dia si ajak abang letingnya camping di sebuah pantai yang jalurnya harus melewati rimba, dan harus mendaki. Dari situlah dia belajar bagaimana dia hidup di alam rimba sang pecipta allah yang maha esa, setelah dia mengalami bersama abang-abang letingnya, suatu hari dia juga berangkat bersama tim rekan ke pantai yang sama itu, dia sudah belajar bagaimana yang sebenarnya persaudaraan di alam liar, dengan kekompakan bersama rekannya, berbaring di dalam tenda merasa hangatnya kisah dan pengalaman yang dia rasakan, saling membantu dalam hal apapun itu sudah cukup dia rasakan bersama kawan-kawannya. Dan dia juga berkali-kali mengajak kawannya camping ke pantai itu ketika mereka tidak tau mau ngapain atau pada saat mereka ada waktu luang.

Setelah berjalan satu tahun dia belajar dari itu sang pendaki pemula tersebut dapat usulan dari kawan-kawan mengajak naik ke gunung berapi, dan dia bersama timnya langsung mempersiap perlengkapannya dalam waktu satu bulan, mereka mempersiap dari dasar baik perlengkapan pribadi, maupun perlengkapan bersama. Yang dulunya asal-asal camping tidak memakai jaket, sleemping bag, karril, maupun tenda dom, pada saat itu dia mempersiapkan itu semua. Setelah sebulan berlalu tepatnya mereka liburan, mereka berangkat dengan 4 orang pendaki yang tujuan mereka sangat  penasaran, mereka berangkat dengan mobil angkutan umum, canda tawa dalam mobil dengan curhatan tentang mendaki sangat menggila, sampainya mereka di lokasi tepatnya di kota dekat kaki gunung berapi  itu, mereka beristirahat semalam di kota itu, dan di kota itu mereka juga ada salah satu kawan yang menginginkan untuk ikut mendaki bersama mereka, tidak lama kemudian mereka yang baru sampai yang duduk membuat api unggun di depan rumah penginapan mereka, kawan dari kota tersebut menyusul ke lokasi, dan kawan mereka yang ini belum pernah sekali pun menginjak jalan rimba apalagi mendaki gunung berapi, tapi semangatnya yang luar biasa membuat mereka yakin bahwa mereka bisa.pada esoknya tim pendaki itu berangkat dari kota menuju ke kampung kaki gunung berapi tersebut dan sampai di kaki gunung mereka yang belum tau bagaimana proses mendaki ke gunung itu, mereka belajar dari itu semua dengan senyum sapa dengan penduduk kampung itu, dan meminta izin menaklukkan alam rimba kepada penduduk desa itu. Setelah itu mereka memasuki rute rimba dan mengucap salam kepada isinya, dan mereka berdo’a bersama-sama kepada sang pecipta allah S.w.t . mereka melewati jalan setapak dengan tidak taunya lokasi pos-pos persinggahan, dan dalam perjalanan nampak kekompakan mereka saling bantu membantu, dengan menukar kerril yang memang berat rasanya di bawa, dalam waktu singgah menukar botol minum dengan syarat yang mereka tetapkan minumnya tidak boleh terlalu banyak, dan setelah mereka sampai di pos terakhir tempat mereka berkemah, mereka langsung membereskan semua mendirikan tenda, mencari kayu api unggun, dan merasakan hangatnya pertemanan mereka. Dan malam itu di tempat perkemahan mereka semua dilalui dari canda tawa mereka dengan di iringi bisikan angin kencang, kabut yang lembut, suara binatang yang mengucapkan salam kepada mereka. Dengan rasa penasaran mereka pada saat di puncak gunung berapi nantik,mereka merencanakan bersama untuk menuju ke puncak pada saat fajar nantik.dan esoknya fajar tiba mereka bersiap-siap menuju ke puncak, setelah sarapan pagi mereka berangkat, di dalam perjalanan itu mereka liat ke atas yang masih cukup jauh, rasa lelah dan rasa penasaran tidak bisa mereka bandingkan, mereka tetap semangat dan dalam waktu persinggahan mereka juga melihat  ke arah puncak dengan kelihatan selembar bendera yang tidak jelas warnanya kelihatannya juga kecil, mereka juga melalui itu semua. Setelah mereka tiba di puncak mereka tau semua bagaimana rasa persahabatan mereka selama yang sudah mereka jalankan bersama. Dan rasa syukur kepada sang pencipta allah yang maha esa mereka telah samapi di atas ketinggian 2.600 Mdpl gunung berapi itu. Mereka ketawa bersama melihat mereka berada di atas awan dan mereka juga mengatakan bangga bahwa mereka bisa. 

sekianlah isi cerita singkat ini, kalau ada waktu ane sambung lagi ya bro wassalam, salam lestari.



No comments:

Post a Comment

LINTAS SAGOe. Powered by Blogger.
J-Theme